MENGENAL MACAM-MACAM TA' MARBUTHAH (ุฉ)

Dalam gramatikal bahasa Arab, taโ€™ marbuthah merupakan taโ€™ yang pada umumnya menunjukkan bahwa isim yang dimasukinya berkategori muโ€™annats, dalam posisi semacam ini, posisi taโ€™ mabuthah sedang berfungsi (ู„ูู„ุชู‘ูŽุฃู’ู†ููŠู’ุซู)ย sebagai tanda muโ€™annats.

Akan tetapi dalam tataran selanjutnya, taโ€™ mabuthah tidak melulu berfungsi sebagai tanda muโ€™annats, ada fungsi-fungsi lain yang juga dimiliki oleh taโ€™ marbuthah, fungsi-fungsi dimaksud adalah:

1. ู„ูู„ู’ูˆูŽุญู’ุฏูŽุฉู

Yang dimaksud dengan li al-wahdah dalam taโ€™ marbuthah adalah taโ€™ yang menunjukkan arti satu / tunggal.

Contoh: ู‡ูฐุฐูู‡ู ุดูŽุฌูŽุฑูŽุฉูŒ ย 

Artinya: โ€œIni adalah sebuah pohonโ€.

(Taโ€™ yang ada dalam lafadz ุดูŽุฌูŽุฑูŽุฉูŒ merupakan taโ€™ yang menunjukkan li al-wahdah karena ketika taโ€™ tersebut dibuang sehingga dibaca ุดูŽุฌูŽุฑูŒ, maka tidak akan lagi memiliki makna โ€œsebuah pohonโ€, melainkan berubah arti menjadi โ€œpohonโ€).

2. ู„ูู„ู’ู…ูุจูŽุงู„ูŽุบูŽุฉู

Yang dimaksud dengan li al-mubalaghah dalam taโ€™ marbuthah adalah taโ€™ yang menunjukkan arti โ€œsangatโ€.

Contoh: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู’ู„ุฅูู…ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุนูŽู„ุงู‘ูŽู…ูŽุฉู ุดูŽู…ู’ุณู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู

Artinya: โ€œSeorang Imam yang sangat โ€˜alim yang bernama Syamsuddin telah berkataโ€.

(Taโ€™ yang ada dalam lafadz ุงู„ู’ุนูŽู„ู‘ูŽุงู…ูŽุฉู merupakan taโ€™ yang menunjukkan li al-mubalaghah karena ketika taโ€™ tersebut dibuang, maka maknanya pun tidak lagi โ€œyang sangat โ€˜alimโ€).

ย 

3. ู„ูู„ู’ุนููˆูŽุถู

Yang dimaksud dengan li al-โ€˜iwadl dalam taโ€™ marbuthah adalah taโ€™ yang merupakan pengganti dari huruf asli yang dibuang.

Contoh: ุงู„ุตู‘ูุฏู’ู‚ู ุตูููŽุฉูŒ ู…ูŽุญู’ู…ููˆู’ุฏูŽุฉูŒ

Artinya: โ€œJujur adalah sifat yang terpuji โ€.

(taโ€™ yang ada dalam lafadz ุตูููŽุฉูŒ merupakan taโ€™ pengganti dari faโ€™fiโ€™il yang dibuang. Lafadz ุตูููŽุฉูŒ berasal dari fiโ€™il madli ูˆูŽุตูŽููŽ).

4. ู„ูู„ุฏู‘ูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุณูŽุจู

Yang dimaksud dengan li al-dilalati โ€˜ala al-nasab dalam taโ€™ marbuthah adalah taโ€™ yang menunjukkan nasab/kebangsaan. Contoh: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู

Artinya: โ€œKalangan ulama pengikut syafiโ€™i telah berkataโ€.

(Taโ€™ yang ada dalam lafadz ุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู merupakan taโ€™ yang menunjukkan nasab atau penggolongan).

ย _________ย Sumber : www.albidayahjember.comย _________
๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—น ๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ ๐—น๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐€๐ฅ ๐๐ข๐๐š๐ฒ๐š๐ก, ๐—ฐ๐—ฒ๐—ธ ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐˜ :ย  https://yubi.id/metodealbidayah

ย 

ISTILAH DLAMIR DAN MACAM-MACAMNYA

Dalam gramatikal bahasa Arab, istilah โ€œdlamirโ€ tidak melulu diarahkan pada pengertian โ€œkata gantiโ€ dari isim Dhahir, baik mewakili mutakallim, mukhatab maupun ghaib. Istilah โ€œdlamirโ€ ada kalanya memang didefinisikan demikian, akan tetapi ada kalanya didefinisikan dengan pengertian yang lainnya.

Dalam skala yang lebih luas, ada 3 istilah โ€œdlamirโ€ yang sering digunakan, yaitu: 1) isim dlamir, 2) dlamir syaโ€™n dan 3) dlamir fashl.

1. Isim dlamir (ุงู„ู’ุงุณู’ู…ู ุงู„ุถู‘ูŽู…ููŠู’ุฑู)

Istilah isim dlamir merupakan istilah yang biasa dikenal dan merujuk pada pengertian โ€œkata gantiโ€ yang secara umum menggantikan posisi orang yang berbicara(mutakallim), orang yang diajak bicara(mukhatab), dan menggantikan posisi orang atau sesuatu yang dibicarakan (ghaโ€™ib).

Contoh:

  • Mutakallim : ุฃูŽู†ูŽุง
  • Mukhatab : ุฃูŽู†ู’ุชูŽ
  • Ghaโ€™ib : ู‡ููˆูŽ

2. Dlamirย syaโ€™n (ุถูŽู…ููŠู’ุฑู ุงู„ุดู‘ูŽุฃู’ู†ู)

yaitu dlamir yang mendahului sebuah jumlah. Dlamir ini pada umumnya dikenal dengan dlamir yang tidak memiliki marjiโ€™al-dlamir, meskipun berbentuk ghaib. Pada umumnya dlamir ini tertulis dalam bentuk ghaib, bisa jadi mudzakkar atau muannats. Sebenarnya dlamir ini dijelaskan oleh jumlah yang jatuh sesudahnya.

Contoh:

  • ู‚ูู„ู’ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ

Artinya: โ€œkatakanlah (wahai Muhammad): "Dia-lah Allah, yang Maha Esaโ€.

(Lafadz ู‡ููˆูŽ adalah dlamir syaโ€™n karena jatuh mendahului jumlah dan tidak memiliki marjiโ€™ al-dlamir).

  • ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุงู…ูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽุฏู’ุนููˆู’ู‡ู ูƒูŽุงุฏููˆู’ุง ูŠูŽูƒููˆู’ู†ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูุจูŽุฏู‹ุง

Artinya: โ€œdan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu berdesakan mengerumuninyaโ€.

(Lafadz ู‡ู ย adalah dlamir syaโ€™n karena jatuh mendahului jumlah dan tidak memiliki marjiโ€™ al-dlamir).

  • ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ู„ูŽุง ุชูŽุนู’ู…ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑู ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุชูŽุนู’ู…ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆู’ุจู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูููŠ ุงู„ุตู‘ูุฏููˆู’ุฑู

Artinya: โ€œKarena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

(Lafadz ู‡ูŽุง adalah dlamir syaโ€™n karena jatuh mendahului jumlah dan tidak memiliki marjiโ€™ al-dlamir).

3. Dlamirย fashl (ุถูŽู…ููŠู’ุฑู ุงู„ู’ููŽุตู’ู„ู)

yaitu dlamir yang berfungsi sebagai pemisah antara mubtadaโ€™ dan khabarnya. Dlamir ini menegaskan bahwa yang jatuh sesudahnya pasti berkedudukan sebagai khabar. Dlamir fashl ini termasuk dalam kategori huruf oleh sebab itu tidak memiliki hukum iโ€™rab.

Contoh:

  • ุงู„ู’ูƒูŽู„ูŽุงู…ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูู’ุธู ุงู„ู’ู…ูุฑูŽูƒู‘ูŽุจู

Artinya: โ€œkalam adalah lafadz yang tersusunโ€.

(Lafadzย  ู‡ููˆูŽ disebut sebagai dlamirfashl karena menjadi pemisah dan terletak di antara mubtadaโ€™ dan khabar. Karena ditentukan sebagai dlamirfashl, maka ia termasuk dalam kategori huruf yang tidak memiliki kedudukan iโ€™rab).

  • ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ููู’ู„ูุญููˆู’ู†ูŽ

Artinya: โ€œMereka itulah orang-orang yang beruntungโ€.

(Lafadz ู‡ูู…ู’ disebut sebagai dlamirfashl karena menjadi pemisah dan terletak di antara mubtadaโ€™ dan khabar. Karena ditentukan sebagai dlamir fashl, maka ia termasuk dalam kategori huruf yang tidak memiliki kedudukan iโ€™rab).

ย _________ย Sumber : www.albidayahjember.comย _________
๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—น ๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ ๐—น๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐€๐ฅ ๐๐ข๐๐š๐ฒ๐š๐ก, ๐—ฐ๐—ฒ๐—ธ ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐˜ :ย  https://yubi.id/metodealbidayah

ANTARA MASHDAR DAN ISIM MASHDAR

Dalam konteks gramatika bahasa Arab, terdapat perbedaan pengertian antara โ€œmashdarโ€ dan โ€œisim mashdarโ€. Istilah โ€œmashdarโ€ selalu merujuk pada pengertian; kata dasar yang bentuk pelafadzannya sesuai dan bahkan sama persis dengan yang dihasilkan dalam proses tashrif ishtilahi, atau bisa diterjemahkan dengan โ€œlafadz yang berada pada posisi ke-tiga dalam tashrif isthilahiyโ€.ย ย 

Sedangkan โ€œisim mashdarโ€ merujuk pada pengertian; kata dasar yang bentuk pelafadzannya tidak sesuai dengan yang dihasilkan dalam proses tashrif istilahi. Contoh: lafadz ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ danย ุฒูŽูƒูŽุงุฉู‹ ย merupakan bentuk isim mashdar dari fiโ€™ilย ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ย dan ุฒูŽูƒู‘ูŽู‰, sedangkan mashdar dari dua fiโ€™il ini adalah ุชูŽุตู’ู„ููŠูŽุฉู‹ ย dan ุชูŽุฒู’ูƒููŠูŽุฉู‹ ย .

Lebih lanjut mengenai perbedaan mashdar maupun isim mashdar, Najmuddin Muhammad ibn al-Hasan al-Istarabadzi menyampaikan pendapat sekaligus menyetir pendapat Ibn Malik yang berbunyi:

ูˆูŽู…ูŽุฏูŽุงุฑู ุงู„ู’ููŽุฑู’ู‚ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ูŽ ุงู„ุฏู‘ูŽุงู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุญูŽุฏูŽุซู ุฅูู†ู ุงุดู’ุชูŽู…ูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุญูุฑููˆู’ูู ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ู„ูŽูู’ุธู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุชูŽู‚ู’ุฏููŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุจูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ูˆููŠู’ุถู ููŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุตู’ุฏูŽุฑูŒุŒ ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ุฃูŽุฒูŽุงุฏูŽุชู’ ุญูุฑููˆู’ููู‡ู ุนูŽู†ู’ ุญูุฑููˆู’ูู ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ุฃูŽู…ู’ ุณูŽุงูˆูŽุชู’ ุญูุฑููˆู’ููู‡ู ุญูุฑููˆู’ููŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูู„ู‘ูŽุง ููŽู‡ููˆูŽ ุงูุณู’ู…ู ู…ูŽุตู’ุฏูŽุฑูุŒ ููŽู…ูุซูŽุงู„ู ุงู„ู’ู…ูŽุตู’ุฏูŽุฑู ุงู„ุชู‘ูŽูˆูŽุถู‘ูุคู ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูุชูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ู„ูู‚ูŽุงุชูŽู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูุฏูŽุฉู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ู„ููˆูŽุนูŽุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุงูุนู’ู„ูŽุงู…ู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ู„ูุงูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ูˆูŽู…ูุซูŽุงู„ู ุงุณู’ู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุตู’ุฏูŽุฑู ุงู„ู’ุบูุณู’ู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ุฅูู„ูŽู‰ ุงูุบู’ุชูŽุณูŽู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุทูŽุงุกู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ู„ูุงูŽุนู’ุทูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽู„ูŽุงู…ู ุจูุงู„ู†ู‘ูุณู’ุจูŽุฉู ู„ููƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ.

Najmuddin Muhammad ibn al-Hasan al-Istarabadzi, Syarh Syafiyah ibn al-Hajib (Beirut: Dar al-Kutub al-โ€˜Ilmiyah, 1975), I, 160. Bandingkan dengan: Muhammad Abdul โ€˜Aziz al-Najjar, Dliyaโ€™ al-Salik ila Audlah al-Masalik (Muassasat al-Risalah, 2001), III, 3.

ย _________ย Sumber : www.albidayahjember.comย _________
๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—น ๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ ๐—น๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐€๐ฅ ๐๐ข๐๐š๐ฒ๐š๐ก, ๐—ฐ๐—ฒ๐—ธ ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐˜ :ย  https://yubi.id/metodealbidayah
ย 

MENGENAL MACAM-MACAM ALIF DALAM ILMU NAHWU

Huruf alif di dalam bahasa Arab merupakan huruf yang memiliki multipredikat, dan dari sekian predikat yang disandangnya, masing-masing memiliki konsekuensi tersendiri, baik dari segi penyikapannya dalam iโ€™rab maupun pengaruhnya terhadap kesimpulan murad. Olehnya, dirasa perlu ada penjelasan sebagai rambu-rambu untuk membedakan antara satu dengan yang lain.

Dalam gramatikal bahasa Arab, minimal ada lima alif yang dikenal, yaitu :

1. Alif Tatsniyah

Alif Tatsniyahย berkategori isim, sehingga ia memiliki kedudukan iโ€™rab, yaitu rafaโ€™, baik sebagai faโ€™il atau naib al-faโ€™il. Alif ini selalu terdapat atau bersambung dengan kalimah fiโ€™il, baik fiโ€™il madli, mudlariโ€™ atau fiโ€™il amar. Contoh: ู†ูŽุตูŽุฑูŽุง (fiโ€™il madli), ูŠูŽู†ู’ุตูุฑูŽุงู†ู (fiโ€™il mudlari) dan ุงูู†ู’ุตูุฑูŽุง (fiโ€™il amar). Semua alif yang terdapat di dalam contoh ini berkategori isim, yaitu dlamir bariz muttashil marfuโ€™.

2. Alifย Tanda Iโ€™rab

Alifย Tandaย Iโ€™rabย berkategori huruf, sehingga ia tidak memiliki kedudukan Iโ€™rab. Alif ini masuk pada kalimah isim. Alif tanda Iโ€™rab ini terkadang menunjukkan Iโ€™rab rafaโ€™, yaitu ketika masuk pada isim tatsniyah, contoh ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŽุงู†ู dan terkadang menunjukkan Iโ€™rab nashab, yaitu ketika masuk pada al-asmaโ€™ al-khamsah, contoh: ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงูŽุจูŽุงูƒูŽ .

3. Alifย Tariqah

Alif fariqah berkategori huruf, sehingga ia tidak memiliki kedudukan Iโ€™rab. Alif ini berfungsi untuk membedakan bahwa wawu yang jatuh sebelumnya adalah wawu jamaโ€™, bukan yang lain, contoh: ู†ูŽุตูŽุฑููˆู’ุง.

4. Alif Lazimah

Alif lazimah adalah alif asli (yang pada waktu rafaโ€™, nashab dan jernya tidak mungkin mengalami perubahan) yang terdapat diakhir sebuah kalimah isim yang harakat huruf sebelum akhirnya adalah fathah. Alif ini pada akhirnya akan menjadikan sebuah kalimah isim disebut sebagai isim maqshur yang semua iโ€™rabnya (rafaโ€™, nashab dan jer) bersifat taqdiriy. Contoh ู…ููˆู’ุณูŽู‰ .

5. Alif isybaโ€™

Alif isybaโ€™ย adalah alif yang muncul akibat dari ithalat al-harakat (pemanjangan harakat). Pemanjangan harakat fathah memunculkan alif isybaโ€™, pemanjangan harakat kasrah memunculkan yaโ€™ isybaโ€™ dan pemanjangan harakat dlammah memunculkan wawu isybaโ€™. Alif isybaโ€™ seringkali terjadi dalam konteks syiโ€™ir atau nadham. Contoh:

ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽูู‘ูŽู‚ูŽุง * ู„ูู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุฎูŽูŠู’ุฑู ุฎูŽู„ู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽู„ูู„ุชู‘ูู‚ูŽู‰

Alif yang terdapat dalam lafadzูˆูŽูู‘ูŽู‚ูŽุง ย bukan merupakan alif tatsniyah, tapi alif isybaโ€™ yang terlahir dari pemanjangan harakat fathah huruf qaf (ู‚) pada lafadz ูˆูŽูู‘ูŽู‚ูŽ (yang merupakan akhir dari paruh bait yang pertama) dalam rangka menyesuaikan dengan lafadz ูˆูŽู„ูู„ุชู‘ูู‚ูŽู‰ (yang merupakan akhir paruh bait yang kedua).

ย _________ย Sumber : www.albidayahjember.comย _________
๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—น ๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ ๐—น๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐€๐ฅ ๐๐ข๐๐š๐ฒ๐š๐ก, ๐—ฐ๐—ฒ๐—ธ ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐˜ :ย  https://yubi.id/metodealbidayah

ย 

TENTANG LAULA (ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง)

ย 

Salah satu sebab yang menjadikan tingkat kesulitan membaca dan memahami teks Arab semakin tinggi adalah multi fungsi ย yang dimiliki oleh satu lafadz. Salah satu contohnya adalah tentang lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง memiliki multi fungsi yang tentunya antara fungsi yang satu dengan yang lain memiliki pengertian yang berbeda.

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi ย yang dimiliki ย oleh lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ย ada tiga, yaitu: 1. ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู , 2. ุญูŽุฑู’ูู ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎู[1] dan 3. ุญูŽุฑู’ูู ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถู[2] .

1. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง dianggap memiliki fungsi ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู

ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah. Merupakan sebuah kepastian bahwa jumlah ismiyah yang dimasuki oleh lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang disebutkan hanyalah mubtadaโ€™nya ย saja, ย sedangkan khabarnya pasti dibuang yang ditakwil dengan lafadz ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏูŒ ย atau ุญูŽุงุตูู„ูŒ. lafadzู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang memiliki fungsi sebagai ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู ย mengandung โ€œmakna syaratโ€ sehingga pasti memiliki jawab syarat. lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang memiliki fungsi sebagai ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู ย pasti dilengkapi oleh dua jumlah; yang pertama adalah jumlah ismiyyah dimana khabarnya pasti dibuang dan yang kedua adalah jumlah fiโ€™liyyah atau jumlah ismiyah yang dimasuki ูƒูŽุงู†ูŽ yang berfungsi sebagai jawab syarat.

Yang dimaksud dengan ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู adalah tercegahnya realisasi dari jumlah yang kedua karena adanya jumlah yang pertama. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang memiliki fungsi sebagai ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู dari sisi arti biasa diterjemahkan dengan: โ€œseandainya tidak/bukanโ€œ. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut:

ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ุฎูŽุงู„ูุฏูŒ ู„ูŽุณูŽุงููŽุฑูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูŒ : โ€œseandainya tidak ada Khalid, maka Muhammad pasti bepergianโ€ (Muhammad tidak jadi bepergian karena adanya Khalid)

Lafadzย  ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง dalam contoh di atas disebut sebagai ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู karena ia masuk pada jumlah ismyiyah. jumlah ismiyyah yang dimasuki ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง hanya disebutkan mubtadaโ€™nya saja (yaitu lafadzย  ุฎูŽุงู„ูุฏูŒ), sedangkan khabarnya dibuang (yaituย  berupa lafadz ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏูŒ ), sementara ย jumlah yang selanjutnyaย  yang berfungsi sebagai jawab syarat dari ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง adalah jumlah fiโ€™liyyah yang berupa ุณูŽุงููŽุฑูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูŒ ย . Yang dimaksud dengan ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู adalah tercegahnya realisasi dari jumlah yang kedua karena adanya jumlah yang pertama. Karena demikian, makaย  contoh di atas dapat dimaknai dengan โ€œkepergian Muhammad menjadi tercegah karena adanya Khalidโ€

  • ููŽู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูู‡ู ู„ูŽูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุงุณูุฑููŠู†ูŽ : โ€œseandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugiโ€. (Kamu tidak jadi termasuk orang yang merugi karena adanya karunia dan Rahmat Allah I).

Lafadzย  ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ย dalam contoh di atas disebut sebagai ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู karena ia masuk pada jumlah ismiyyah. jumlah ismiyyah yang dimasuki ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง hanyaย  disebutkan mubtadaโ€™nya saja (yaitu lafadz ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู), sedangkan khabarnya ย dibuang (yaituย  berupa lafadz ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏูŒ), sementaraย  jumlah yang selanjutnyaย  yang berfungsi sebagai jawab syarat dari ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง adalah jumlah ismiyyah yang berupa ู„ูŽูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุงุณูุฑููŠู†ูŽ. Yang dimaksud dengan ุญูŽุฑู’ูู ุงู…ู’ุชูู†ูŽุงุนู ู„ููˆูุฌููˆู’ุฏู adalah tercegahnya realisasi dari jumlah yang kedua karena adanya jumlah yang pertama. Karena demikian, makaย  contoh di atas dapat dimaknai dengan โ€œ kamu termasuk orang yang merugi menjadi tercegah karena adanya karunia dan Rahmat Allahโ€

2. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ย ย dianggap memiliki fungsi ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ atau ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ

Dianggapย memiliki fungsiย ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ atau ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ ketika masuk pada jumlah fiโ€™lyiyah. Disebut memiliki fungsi ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ ketika fiโ€™il yang digunakan dalam jumlah fiโ€™liyyah adalah fiโ€™il madli, dan disebut memiliki fungsi ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ ketika fiโ€™il yang digunakan dalam jumlah fiโ€™liyyah adalah fiโ€™il mudlariโ€™. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang memiliki fungsi ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ atau ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ tidak memiliki makna syarat, sehingga tidak membutuhkan jawab syarat.

Perbedaan antara ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ dan ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ terletak pada: ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ merupakan anjuran yang bernada negatif, sedangkan ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ merupakan anjuran yang bernada positif. Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ketika masuk pada jumlah fiโ€™iliyyah, apakah berfungsi sebagai ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ, ataukah berfungsi sebagai ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ memiliki arti yang sama, yaitu: โ€œmengapa tidakโ€. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut:

ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ุงุฌู’ุชูŽู‡ูŽุฏู’ุชูŽ ย ย ย ย ย ย  : โ€œ mengapa kamu tidak bersungguh-sungguhโ€.

Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง yang terdapat dalam contoh di atas memiliki fungsi ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ ย karena di samping ia masuk pada jumlah fiโ€™liyyah, fiโ€™il yang digunakan dalam jumlah fiโ€™liyyah dimaksud merupakan fiโ€™il madli (ุงูุฌู’ุชูŽู‡ูŽุฏูŽ). Karena demikian, maka ungkapan di atas merupakan anjuran yang bernada negatif.

ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ย : โ€œ mengapa kamu semua tidak memohon ampun kepada Allahโ€

Lafadz ู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ย yang terdapat dalam contoh di atas memiliki fungsi ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ karena di samping ia masuk pada jumlah fiโ€™liyyah, fiโ€™il yang digunakan dalam jumlah fiโ€™liyyah dimaksud ย merupakan fiโ€™il mudlariโ€™ (ุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู†ูŽ). Karena demikian, maka ungkapan di atas merupakan anjuran yang bernada positif.

___________

[1] Dari sisi Bahasa lafadz ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎ merupakan bentuk Masdar dari ูˆูŽุจู‘ูŽุฎูŽ โ€“ ูŠููˆูŽุจู‘ูุฎู โ€“ ุชูŽูˆู’ุจููŠู’ุฎู‹ุง yang berarti "mencela, menegur, mendampratโ€.

[2] Dari sisi Bahasa lafadz ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถ merupakan bentuk Masdar dari ุญูŽุถู‘ูŽุถูŽ โ€“ ูŠูุญูŽุถู‘ูุถู- ุชูŽุญู’ุถููŠู’ุถู‹ุง yang berarti โ€œmengajak, mendorong, menganjurkanโ€.

ย _________ย Sumber : www.albidayahjember.comย _________
๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—น ๐—œ๐—ป๐—ณ๐—ผ ๐—น๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐€๐ฅ ๐๐ข๐๐š๐ฒ๐š๐ก, ๐—ฐ๐—ฒ๐—ธ ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐˜ :ย  https://yubi.id/metodealbidayah